5 July 2024
Tim Ganjar Pranowo-Mahfud MD menyiapkan saksi di sidang sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi. (Dok. Antara)

Tim Ganjar-Mahfud Kritik Waktu Kurang Diberikan untuk Saksi di Sidang Sengketa Pemilu MK

JAKARTA, IKNpost – Sebanyak 17 orang saksi dan ahli akan memberikan keterangan pada persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024. Namun, Tim Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengkritik waktu yang diberikan kepada saksi untuk memberikan keterangan sangat singkat.

Ketua Tim Hukum Todung Mulya Lubis menyebutkan, 17 orang itu terdiri atas 15 saksi dan du ahli. Sejatinya, timnya mengajukan 30 saksi dan 10 ahli, namun MK hanya akan mendengarkan 15 saksi dan 2 ahli.

Todung juga menyoroti perihal durasi penyampaian dari pihak yang akan dihadirkan. Menurutnya, 20 menit yang disediakan dinilai kurang untuk menggali keterangan saksi.

“Pembatasan-pembatasan itu membuat persidangan di MK tidak bisa maksimal membongkar berbagai persoalan pada Pilpres 2024 seperti kecurangan terstruktur sistematis dan massif (TSM), politisasi bansos,” kata Todung yang dikutip dari kanal Youtube Abraham Samad “Speak Up,” Sabtu (30/3/2024).

Pada sidang yang berlangsung Rabu (27/3/2024), Ketua MK Suhartoyo memberikan kuota kepada pemohon paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, masing-masing mengajukan saksi dan ahli secara akumulatif 19 orang.

Untuk saksi diberi waktu 15 menit, sedangkan ahli 20 menit sudah termasuk dengan pendalaman.

Todung juga menyampaikan, tidak mudah untuk menjadikan seseorang yang mengetahui kejadian dugaan kecurangan di lapangan sebagai saksi pengadilan. Sebagian besar dari mereka takut bersaksi, karena tersandera kasus penyalahgunaan dana desa yang besarnya Rp5 miliar.

“Saya ketemu kepala desa yang menyalurkan bansos dan berbicara kepada masyarakat supaya mereka milih 02, tetapi kepala desa itu tidak berani bersaksi,” katanya.

Ia juga bertemu dengan kepala desa asal PDI Perjuangan yang militan dan bersuara lantang, ketika diminta menjadi saksi tidak berani. Bahkan, untuk menandatangani pernyataan pun tidak berani.

“Tapi menegakkan kebenaran dan keadilan, tapi menyampaikan fakta tidak berani. Ini kita temukan di banyak tempat. Ini menyakitkan, karena mereka bisa membongkar semua kecurangan ini,” kata Todung.

BACA JUGA :

Loading

Silahkan Telusuri

Zulhas Yakin PAN Menempati Tiga Besar dalam Pemilu 2029

JAKARTA, IKNpost – Target Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, adalah partainya akan …