IKN Post iknpost.com, Indeks berita terkini dan terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional
Artikel Terkait
Tidak seperti biasanya, perayaan Natal di Bethlehem, Tepi Barat, Palestina, berjalan tidak seperti biasanya. Akibat eskalasi serangan Israel ke Gaza, perayaan di tempat kelahiran Yesus itu tampak sepi dan miris.
Tidak ada dekorasi Natal khas, musik, atau upacara penyalaan pohon yang dilakukan di Bethlehem. Kota ini berduka karena perang.
Seperti Gereja Lutheran. Di sana, pendeta membuat bayi Yesus—yang tidak terbuat dari jerami atau kayu—dengan kain keffiyeh, syal kotak bercorak hitam putih yang secara bertahap menjadi identitas Palestina.
Bayi Yesus kemudian ditemukan di antara sisa-sisa, seperti pecahan batu bata, batu, dan ubin, yang merupakan representasi dari sebagian besar keadaan di Gaza saat ini.
Kami terpaku pada layar dan melihat anak-anak ditarik dari bawah reruntuhan dari hari ke hari. Pendeta Munther Isaac dari Gereja Natal Evangelis Lutheran mengatakan kepada New York Times pada Minggu (24/12/2023), “Kami terpukul oleh gambaran-gambaran ini.”
BACA JUGA : Kronologi Meledaknya Tungku Smelter Morowali Yang Tewaskan 13 Orang
Dia juga mengatakan, “Tuhan ada di bawah reruntuhan di Gaza, di sinilah kita menemukan Tuhan saat ini.”
Sebelum ini, para pemimpin gereja dan pemimpin beberapa gereja lain di Yerusalem meminta agar para jemaat tidak melakukan perayaan Natal yang tidak perlu. Jemaat harus berkonsentrasi pada makna spiritual Natal dalam kegiatan pastoral dan upacara liturgi mereka.
Di sekitar Bethlehem, diperkirakan ada 35 ribu orang yang beragama Kristen. Pusat kota biasanya memiliki pohon Natal raksasa, tetapi tahun ini tidak karena perang, terutama di tempat kelahiran Yesus.
Pendeta Rami Asakrieh menyatakan, “Kami akan menghindari musik, upacara di luar ruangan, dan dekorasi di luar ruangan.”
Sejak 7 Oktober 2023, serangan brutal Israel ke Gaza telah membunuh lebih dari 20.000 warga Palestina dan menyebabkan krisis air dan kebutuhan dasar lainnya bagi penduduk Palestina.
BACA JUGA : Kemenko Marives Tanggapi Kejadian Meledaknya Tungku Smelter Di Morowali
