3 July 2024
Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika (kanan) didampingi Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) R. Hendro Martono (kiri)
Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika (kanan) didampingi Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) R. Hendro Martono (kiri)

RI-Jepang Meningkatkan Kerja Sama dalam Industri Otomotif

JAKARTA, IKNpost – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong kerja sama dengan negara mitra potensial dalam pengembangan industri otomotif. Salah satu contoh kolaborasi antara Indonesia dan Jepang adalah dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan pengurangan karbon (CN) bahan bakar, termasuk bio-bahan bakar.

“Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang telah menjadi partner strategis dalam kerja sama yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai netralitas karbon di industri otomotif,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (28/6).

Pada 27 Juni 2024, Kemenperin sukses menggelar The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan di Jakarta. “Sebagai salah satu leader dalam industri otomotif di dunia, Jepang merupakan mitra utama dalam komitmen Indonesia terhadap pengembangan sektor otomotif, terutama dalam mencapai netralitas karbon,” ungkap Putu.

Putu juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon. Indonesia berkomitmen pada multiple pathways approachdalam mengurangi emisi, yang mencakup promosi kendaraan elektrifikasi (xEV) termasuk Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) serta Fuel-Cell, pengembangan kendaraan flexible-fuel yang adaptif menggunakaan bahan bakar nabati/BBN (biofuel) ataupun gas, serta peningkatan efisiensi bahan bakar.

Dalam kesempatan tersebut, R. Hendro Martono selaku Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) menjelaskan tentang tinjauan industri otomotif Indonesia serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia, yang antara lain mencakup peta jalan pengembangan EV, ekosistem EV, dan investasi untuk industri EV baru di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur) METI Jepang, Tanaka Kazushige yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikanbahwa saat ini telah terjalin kerja sama antara Jepang dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia dalam penurunan emisi dan penguatan ekspor otomotif.

“Kunci dari hal tersebut adalah adanya co-creation,” ujarnya.

Tanaka juga mengatakan, untuk mencapai penurunan emisi diperlukan multi-pathways, antara lain dilakukan melalui penerapan bahan bakar bio-fuel. “Bio-fuel juga menjadi perhatian yang besar bagi Jepang, dan beberapa perusahaan di Jepang juga mempunyai teknologi ini,” terangnya.

Lebih lanjut, Direktur Kebijakan Perdagangan Internasional Otomotif METI, Kikuchi Takanori mengusulkan arah untuk kolaborasi dalam industri otomotif Indonesia dan Jepang berdasarkan “Inisiatif Kolaborasi Industri Otomotif Generasi Berikutnya ASEAN-Jepang” yang disepakati pada KTT Peringatan 50 Tahun Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang pada tanggal 17 Desember 2023.

Perwakilan dari Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA), Ueda Hajime dan Ms. Takako Kubo, hadir di acara tersebut dan berbicara tentang inisiatif industri otomotif Jepang di Indonesia untuk netralitas karbon.

Kakihara Tomoaki kemudian berbicara tentang laporan proyek kerja sama mengenai biodiesel dari Indonesia dan Jepang. Kumano Ryo dari Deloitte Jepang menyampaikan Laporan Studi Kelayakan Pemanfaatan Bioetanol di Indonesia.

Baca juga : PKB Dinilai Siap Mengundurkan Diri dari Anies dan Bentuk Poros Ketiga

Loading

Silahkan Telusuri

Pengganguran Usia Muda, karena Adanya Kesenjangan Keahlian?

JAKARTA, IKNpost – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 9,9 juta anak muda …