3 July 2024

Pengguna Tak Nyaman Pakai Apple Vision Pro, Tanda Bahaya buat Mata?

Sejumlah konsumen Vision Pro memilih mengembalikan (refund) perangkat anyar dari Apple ini lantaran mengaku tak nyaman saat memakai perangkat Virtual Reality (VR) itu. Apakah itu tanda-tanda bahaya gawai pada pengguna?


Vision Pro mendapat sorotan dunia setelah resmi rilis di Amerika Serikat (AS) pada awal Februari 2024 dengan banderol US$3.499 atau setara Rp55 juta. Kemunculannya mendapat antusiasme tinggi dari pecinta produk-produk Apple.

Namun, antusiasme itu tak bertahan lama. Hanya dalam selang waktu dua pekan setelah perilisan, para pengguna memutuskan untuk mengembalikan produk tersebut.

Beberapa pengguna mengeluh mengenai ketidaknyamanan saat menggunakan Apple Vision Pro. Mereka merasa pusing, mual, dan tegang pada matasesaat setelah menggunakan Vision Pro.

“Meskipun sangat menakjubkan untuk digunakan seperti yang saya harapkan, namun terlalu tidak nyaman untuk dipakai, bahkan untuk waktu yang singkat, karena beratnya dan desain talinya. Saya ingin menggunakannya, tetapi takut untuk memakainya,” kata salah satu pengguna Vision Pro, Parker Ortolani, mengutip The Verge.

Lantas, apakah produk Apple Vision Pro memang berbahaya untuk kesehatan?

Dampak untuk kesehatan
Menurut Arvind Saini, juru bicara American Academy of Ophthalmologyhal, apa yang disampaikan pengguna Vision Pro itu rupanya hanya keluhan umum dari para pengguna. Ia menegaskan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan mengenai hal tersebut.

Baca Juga : 2 Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp karena Spam

“Terlepas dari apa yang diyakini banyak orang, duduk terlalu dekat dengan TV tidak merusak mata. Layar kaca dapat merusak mata juga merupakan mitos lainnya,” kata dia.

Mata merah dan iritasi terjadi karena biasanya pengguna kurang berkedip saat menggunakan perangkat tersebut.

Ketegangan mata juga bisa disebabkan oleh sesuatu yang disebut konflik vergence-accomodation (kasus ketika otak mengirim sinyal saat terjadi ketidaksesuaian antara realita dan objek yang dilihat).

Sementara itu, terkait gejala pusing dan mual, menurut Arvind hal itu terjadi karena pengguna melihat gambar yang bergerak, sehingga akan terkirim sinyal pada otak untuk menciptakan suasana bergerak, padahal pengguna sedang berdiam diri.

“Meskipun gejala-gejala ini terkadang terasa tidak nyaman, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa layar digital apapun, termasuk alat seperti perangkat VR, berbahaya bagi kesehatan mata”, jelas dia.

Meskipun masih belum terbukti secara ilmiah mengenai dampak buruk dari penggunaan AR dan VR, pengguna tetap dituntut untuk menggunakan teknologi itu secara tidak berlebihan.

Dalam halaman bantuannya, Apple merekomendasikan kepada pengguna Vision Pro untuk menggunakan perangkat itu dengan tidak berlebihan dan beristirahat setiap 20-30 menit.

Loading

Silahkan Telusuri

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar

Pimpinan DPR Meminta Revolusi Sistem Siber Indonesia Akibat Munculnya Judi Online

JAKARTA, IKNpost – Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar, juga dikenal sebagai Cak Imin, meminta …