5 July 2024

Pemerintah Antisipasi Dan Waspada Kata Sri Mulyani

JAKARTA, IKNpost – Ekonomi dunia mengalami penurunan akibat eskalasi konflik Iran-Israel. Menghadapi situasi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara. Nilai tukar rupiah di tanah air terpukul hingga menyentuh angka Rp 16 ribuan per dolar AS. Dia menjamin bahwa pemerintah telah mengambil tindakan antisipasi dan waspada.

Akhir tahun lalu, beberapa lembaga internasional memperkirakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang buruk. Menurut IMF, Bank Dunia, dan OECD, pertumbuhan ekonomi global akan menurun pada tahun 2024. Ini disebabkan oleh penurunan ekonomi China, penurunan harga komoditas, krisis pangan, dan ketegangan politik global.

Awal Februari, Jepang dan Inggris, dua anggota G20, mengalami resesi. Ekonomi kedua negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut. Finlandia dan Irlandia telah mengalami kerugian sebelumnya.

Tak hanya Inggris dan Jepang, pelemahan ekonomi global membuat banyak negara lain terancam resesi.

Memanasnya konflik Iran-Israel pertengahan April ini membuat situasi global yang mengalami perlambatan kian terpuruk. IMF khawatir, konflik Iran-Israel dan belum kelarnya perang Rusia-Ukraina akan mengerek inflasi global. Pertumbuhan global juga ikut terganggu.

“Ini mungkin merupakan kemunduran sementara, namun ada alasan untuk tetap waspada,” kata Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/4) atau sehari setelah Iran menyerang Israel.

Gourinchas mewanti-wanti, konflik tersebut bisa berdampak ke Indonesia.

Benar saja, memanasnya konflik Iran-Israel berimbas ke Tanah Nilai tukar rupiah menurun ke Rp 16.250 per dolar AS. Padahal biasanya mata uang Garuda nangkring di kisaran Rp 15 ribu an per dolar AS. Selain itu muncul juga ancaman kenaikan harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel.

Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya buka suara merespons situasi terkini termasuk soal nilai tukar rupiah yang terpukul. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada Indonesia. Soal pelemahan rupiah misalnya, dari sisi ekspor akan berdampak positif bagi penerimaan negara. Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi.

“Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap re silien dalam situasi ini,” kata Sri Mul, dikutip dari akun Instagram-nya, @smindrawati, Sabtu (20/4/2024). Sri Mul menyampaikan tanggapan di sela-sela Spring Meetings IMF-World Bank 2024, di AS.

Sri Mul memastikan, stabilitas eko-nomi akan terus dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.

“Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” tuturnya.

Sri Mulyani juga menyatakan tetap optimistis Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tahun ini, berkaca pada daya tahan ekonomi saat menghadapi pandemi lalu.

“Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perda-gangan yang surplus,” paparnya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya membuat pernyataan yang sebanding. Dia menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir tentang pelemahan nilai tukar ru piah. Pemerintah optimis bahwa mereka dapat menyelesaikannya. Airlangga kemudian menyajikan statistik yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang baik. Misalnya, dia mengungkapkan bahwa ada cadangan devisa pemerintah di Bank Indonesia sebesar 136 miliar dolar AS, yang dia yakini dapat digunakan untuk menstabilkan rupiah.

Airlangga juga menunjukkan kepercayaan konsumen yang baik, aktivitas manufaktur yang stabil, dan pengendalian inflasi. Selain itu, ia menyampaikan kondisi ekonomi yang baik di Indonesia, yang ditunjukkan oleh peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat.

Sementara itu, Amin AK, anggota Komisi VI DPR, meminta pemerintah untuk mengurangi ketersediaan minyak domestik. Dia menyatakan bahwa konflik Iran-Israel akan berdampak pada pasokan minyak dunia.

“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” kata Amin dalam keterangan resminya, Sabtu (20/4/2024).

Ekonom dari Indef Eisha Maghfiruh menyampaikan hal senada. Kata dia, pelemahan rupiah akan berdampak pada kenaikan harga pangan impor. Persoalannya, kata dia, masih banyak bahan pangan dari impor seperti beras, tempe, dan kacang kedelai. Ia khawatir, pelamahan rupiah yang berlanjut akan berpengaruh pada rumah tangga dan pelaku UMKM.

“Beras, tempe, kedelai juga impor. Nah ini untuk ibu-ibu kalau harga-harga di pasar naik, pasti teriak,” ujar Eisha dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan INDEF virtual, Sabtu (20/4).

Pemerintah harus mengendalikan harga-harga dan menjaga inflasi untuk menjaga daya beli tidak turun. Untuk melakukan ini, pemerintah dan BI harus bekerja sama.

Konflik Iran-Israel dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 4,8 persen dan 4,6 persen, menurut ekonom Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro. Perkiraan ini lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,2 persen.

Ia menyatakan bahwa eskalasi konflik Iran dan Israel akan memicu gangguan eksternal dan meningkatkan inflasi, yang pada gilirannya akan mengganggu konsumsi masyarakat dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Info BMKG Cuaca Depok Hari Ini Minggu 21 April 2024: Mendung dan Hujan

Loading

Silahkan Telusuri

Harga Emas Antam Meningkat 13.000 Rupiah Jadi Rp1,378 Juta Per Gram

JAKARTA, IKNpost – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik sebesar Rp13.000 per …