3 July 2024

Peluang PDIP untuk menjadi oposisi setelah pemerintahan Jokowi sangat besar.

Meskipun Ganjar Pranowo tertinggal di Pilpres 2024, PDIP diprediksi menang. KPU memiliki suara tertinggi, tetapi suara PDIP dihitung berdasarkan hitungan cepat dari berbagai lembaga survei.


PDIP menerima 12,3 juta suara, atau 16,54 persen, menurut penghitungan resmi KPU pada Senin (26/2), berdasarkan data sementara 64,48 persen. Golkar, Gerindra, dan PKB menyusul.

Dengan data sementara 77,06 persen, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin dengan suara 58,84 persen.

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di urutan kedua dengan 24,43%, sementara Ganjar-Mahfud berada di urutan ketiga dengan 16,73%. Selain itu, pemilihan presiden 2024 dijadwalkan hanya dalam satu putaran.

Menurut Adib Miftahul, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), PDIP akan menjadi oposisi pemerintahan pasca Presiden.Joko Widodo. Adib menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan adalah hubungan yang kurang erat antara PDIP dan Jokowi.

Baca Juga : Flashback Pemilu 2024: Bagaimana Keadaan Demokrasi Saat Ini?

Adib menganggap bahwa PDIP secara terang-terangan menentang sikap Jokowi, yang, dalam pemilu presiden 2024, mungkin menguntungkan salah satu kandidat. Jokowi menunjukkan keberpihakannya kepada Prabowo-Gibran dalam tindakannya, meskipun dia tidak pernah menyatakannya secara eksplisit.

Sementara Gibran adalah putra sulung Jokowi, Prabowo bertugas sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinetnya.

PDIP bertanggung jawab secara tidak langsung untuk mendorong pemilihan mereka untuk berseberangan dengan Jokowi. Saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Senin, Adib menyatakan, “Terbukti bahwa sampai hari ini dia mungkin sebagai sponsor utama hak angket.”

Adib terus berbicara, dan anggota elit PDIP telah menunjukkan bahwa mereka siap menjadi oposisi di pemerintahan berikutnya. Konsep rapat antara Jokowi dan ketuaHubungan antara Megawati Soekarnoputri dan Partai PDIP menjadi lebih buruk karena rencana umumnya belum terwujud.

Dia juga percaya bahwa PDIP dapat menjadi oposisi yang kuat karena partai berlambang kepala banteng itu telah menjadi oposisi selama dua periode pemerintahan Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Adib menyatakan bahwa PDIP memiliki kemampuan untuk menunjukkan bahwa mereka dapat berpartisipasi baik dalam koalisi pemerintahan maupun sebagai oposisi.

Jika kita mempertimbangkan bahwa pola politik kita telah berubah dari waktu ke waktu, politik transaksional ini juga sering terjadi. Dia menyatakan bahwa ada kemungkinan, tetapi menurut saya kecil, PDIP dapat berdamai.

Adib juga berpendapat jika PDIP memilih menjadi oposisi, maka mereka akan semakin kuat. Sebab, PDIP dinilai punya gerakan akar rumput hingga pucuk pimpinan yang kuat dan bulat.

Menurutnya, militansi PDIP tidak akan goyah. Adib menilaiPDIP tidak akan mengalami kerugian jika berada di barisan luar pemerintahan setelah pemilihan presiden 2024.

Loading

Silahkan Telusuri

Kolaborasi Jadi Kunci Ruang Digital Damai Selama Pemilu 2024

JAKARTA, IKNpost – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria mengungkapkan bahwa kolaborasi dari …