5 July 2024
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (tengah) menyampaikan keterangan pers terkait ledakan Gudmurah Kodam Jaya Ciangsana, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024). (Dok. Antara)
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (tengah) menyampaikan keterangan pers terkait ledakan Gudmurah Kodam Jaya Ciangsana, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024). (Dok. Antara)

KSAD Minta Maaf kepada Warga Atas Ledakan 65 Ton Peluru Kedaluarsa

JAKARTA, IKNpost – Di Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, terjadi ledakan dahsyat yang disebabkan oleh 65 ton peluru yang telah dibuang. Jenderal Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), meminta maaf kepada warga yang terganggu oleh ledakan tersebut.

Pada hari Sabtu, tanggal 30 Maret 2024, Gudmurah Kodam Jaya meledak, menyebabkan kebakaran besar yang berlangsung hingga Minggu, tanggal 31 Maret 2024, dini hari. Selama kebakaran, sejumlah peluru dan granat terpental jauh ke rumah warga. Beberapa rumah warga di sekitarnya juga rusak akibat ledakan keras.

Pada pukul 03.45 dini hari, kebakaran berhasil dipadamkan. Minggu, 31 Maret 2024, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melakukan inspeksi ke lokasi kebakaran. Panglima memberi tahu wartawan bahwa lokasi kebakaran adalah tempat amunisi yang sudah habis masa berlakunya atau kedaluarsa.

“65 ton, tonasenya,” kata Panglima.

Panglima menjelaskan bahwa amunisi yang telah kedaluarsa sangat peka atau labil dan dapat meledak dengan mudah ketika terkena gesekan atau panas.

Dia menerangkan, TNI memiliki SOP penggudangan peluru kedaluarsa ini, yaitu di bawah tanah, agar lebih aman. “Itu SOP kami, di penyimpanannya di bawah tanah, kemudian ada tanggul, dan jauh dari pemukiman masyarakat,” terangnya.

Untuk penyebab utama ledakan, pihak TNI masih melakukan penyelidikan. “Akan tetapi, untuk penyebab, kemungkinan yang tadi saya sampaikan itu, dari gesekan karena labil tersebut,” imbuh Panglima.

Dia melanjutkan, sebuah amunisi mempunyai masa berlaku, yakni maksimal 10 tahun. Ketika ada amunisi dari beberapa satuan tidak terpakai dalam waktu 10 tahun, TNI akan mengumpulkan di Gudmurah yang ada di daerah.

“Kemudian, melalui pemeriksaan sistematis tersebut, apabila sudah ada hasil pemeriksaan akan diledakkan, di-disposal (dimusnahkan), seperti itu,” urai Agus.

Usai ledakan padam, kata Panglima, Pangdam Jaya dibantu Satuan Penjinakan Bahan Peledak (Jihandak) dan Polisi Militer melaksanakan penyisiran dan pembersihan di lokasi sekitar. Satuan Teritorial juga telah mendata dan mengecek ke pemukiman warga. “Dan diharapkan apabila masyarakat menemukan serpihan atau selongsong agar dilaporkan ke aparat,” ucapnya.

Baca juga : Erick Mengarahkan Timnas U-23 untuk Menciptakan Sejarah Baru: Menembus Olimpiade Paris 2024!

Meskipun demikian, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meminta maaf kepada masyarakat terkait insiden tersebut. “Pertama, mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat sekitar, khususnya atas insiden ini,” kata Maruli, yang didampingi Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan saat melakukan peninjauan.

Maruli juga mengakui bahwa mengelola gudang itu cukup riskan. Karena semua barang dalam gudang adalah barang yang akan dibuang atau dimusnahkan.v

“Kami bersyukur sampai saat ini, walaupun sekira 150 ribu amunisi yang ada dalam gudang itu, tidak ada korban,” ucap menantu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini.

Ia juga memastikan, TNI AD akan melakukan evaluasi terkait kejadian tersebut. Di antaranya dengan memilah jenis munisi yang berada di gudang tersebut.

“Kami akan mencoba membuat jenis-jenis munisinya, kami pilah lagi. Tadinya disatukan yang mau di-disposal. Jadi, karena berbagai macam jenis, kami akan evaluasi berbagai jenis, pilah lagi,” terangnya.

Kerugian masyarakat atas ledakan ini mendapat perhatian Komisi I DPR. Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid meminta TNI AD proaktif mendata kerugian masyarakat. “TNI AD harus bertanggung jawab mengganti kerugian,” pesan politisi Partai Golkar itu.

Selain itu, Meutya juga berharap TNI AD dapat memperbaiki tata kelola penyimpanan amunisi sekaligus melaksanakan petunjuk teknis mengenai pemeliharaan dan perawatannya secara lebih ketat. “Penanganan insiden ini dilakukan secara cepat dan tepat guna menghindari kerusakan lebih banyak terhadap fasilitas TNI maupun warga sekitar,” kata dia.

Baca juga : Ketua KPU: APBD Provinsi Digunakan Untuk Pilgub

Loading

Silahkan Telusuri

Direktur Tindak Pidana (Dirtipid) Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa

Pengungkapan Laboratorium Narkotika di Malang Dianggap Terbesar di Indonesia, Menurut Polisi

JAKARTA, IKNpost – Menurut Brigjen Mukti Juharsa, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, pengungkapan lab …