1 July 2024
Anak-Wiji-Thukul-Tagih-Janji-Ke-Presiden-Jokowi
Anak-Wiji-Thukul-Tagih-Janji-Ke-Presiden-Jokowi

Hadiri Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Ke Presiden Jokowi

Fitri Nganthi Wani, anak dari Wiji Thukul, tampil di Hajatan Rakyat kampanye PDIP di Benteng Vastenburg, Kota Solo, bersama dengan seniman Butet Kartaredjasa.

Keduanya membacakan puisi yang pernah dibacakan oleh Wiji Thukul. Puisi tersebut berjudul Peringatan yang dibacakan Fitri dan Sajak Suara yang dibacakan Butet, keduanya dianggap relevan dengan situasi Indonesia saat ini, menurut Butet.

Puisi Wiji Thukul masih relevan dan relevan hingga saat ini. Di atas panggung pada hari Sabtu (10/2/2024), Butet mengatakan, “Itu artinya, artinya zaman belum berganti.”

Pada awal penampilannya, Butet membuka cerita dengan tidak berani mengolok-olok (berkata kasar) dan menyatakan bahwa Solo adalah kota bersejarah karena telah menumbangkan era Orde Baru.

Dia menyatakan, “Kalian masih ingat persekutuan PPP dan PDIP waktu itu, Mega Bintang. Kekuatan yang dahsyat dari Solo. Maka aku datang ke sini dengan cinta.”

Dalam waktu yang sama, Fitri Nganthi Wani menagih janji Presiden Jokowi untuk mencari ayahnya.


BACA JUGA : Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud Solo Ke Semarang Lambangkan Perpindahan Era Jokowi Ke Ganjar

Penyair asal Solo, Wiji Thukul, kritis pemerintah dalam karya-karyanya. Selama reformasi, Wiji Thukul dianggap hilang hingga saat ini.

Fitri menyatakan bahwa mereka terus mengingat janji Presiden Jokowi bahwa kasus Wiji Thukul harus diselidiki. Kasus ini harus diselesaikan, dan Wiji Thukul harus ditemukan hidup atau mati.

Sementara itu, Ganjar Pranowo, Capres nomor urut 03, menyatakan bahwa penampilan Butet dan Fitri menunjukkan bahwa pemimpin harus amanah.

Mas Butet, anak dari mas Wiji Thukul, menyampaikan pesan kepada kita semua, termasuk Ganjar-Mahfud, bahwa pemimpin yang memegang amanah harus selalu mendengarkan. Selain itu, merasakannya juga. Sebenarnya, seorang pemimpin tidak boleh dimaki; mereka tidak boleh diam karena rakyat berteriak. “Tapi kita harus bisa merasakan,” kata Ganjar saat berpidato.

Ganjar menyatakan bahwa Kota Solo memiliki cara unik untuk menyampaikan rasa melalui seni dan budaya. Pemerintah harus memiliki kemampuan untuk menerjemahkan aspirasi itu, karena disampaikan tanpa membuat orang marah.

Ketika orang-orang sudah menyatakan diri mereka dengan cara apa pun, karena mereka benar-benar seperti itu. Jadi kita tidak boleh marah. Ganjar mengatakan kepada media bahwa kitalah yang harus menentukan keinginan rakyat agar sikap pemerintah dapat diterima dan sesuai dengan keinginan rakyat.


BACA JUGA : Dari Hajatan Rakyat Solo, Ganjar-Mahfud Akan Lanjutkan Kampanye Akbar Di Semarang

Loading

Silahkan Telusuri

Partai PKB

Uji Kelayakan Kandidat Kepala Daerah Untuk Pilkada 2024 Dilakukan Oleh PKB

JAKARTA, IKNpost – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus melakukan Uji Kelayakan …