Dalam setiap simulasi capres 2024 yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, bacapres Ganjar Pranowo muncul sebagai pemenang. Dalam simulasi tiga nama bacapres, diketahui bahwa Ganjar juga unggul atas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Hasil survei menunjukkan Ganjar dengan 43,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto dengan 33,8 persen dan Anies Baswedan dengan 14,4 persen.
Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam keterangan tertulis pada Senin (20/10/2023), “Dari survei tersebut, sebanyak 8,0 persen belum menunjukkan pilihan.”
BACA JUGA : Anies Sebut PSN Titipan Kanan-Kiri, Begini Komentar Sekjen PDIP
Selain itu, Sandiaga Uno mencapai 7,1 persen dari jumlah responden, Gibran mencapai 5,5 persen, Muhaimin Iskandar mencapai 4,9 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono mencapai 4,8 persen dari jumlah responden. Sementara nama lain belum menjawab, sekitar 4% dan 15,2 persen lainnya belum menjawab.
Menurutnya, berdasarkan hasil dari empat pemilihan presiden yang terjadi sejak 2004 hingga 2019, pasangan yang memenangkan pemilihan presiden selalu memenangkan pemilihan di Jawa Timur, selain di daerah potensial lainnya. Ini menunjukkan bahwa Jawa Timur memainkan peran penting dalam kemenangan pemilihan presiden.
BACA JUGA : Ganjar ke Surabaya, Untuk Temui Khofifah?
Pasangan calon dan timnya harus mempertimbangkan Jawa Timur sebagai salah satu prioritas jika mereka ingin menang dalam pemilihan presiden.Nahdlatul Ulama, organisasi massa terbesar di Indonesia, harus dipertimbangkan saat berbicara tentang perilaku pemilihan di Jawa Timur. Pilihan orang-orang di Jawa Timur dipengaruhi oleh pilihan mereka karena Jawa Timur sejak lama merupakan pusat NU.
Burhanuddin menyatakan bahwa meskipun Nahdlatul Ulama tidak selalu secara resmi mendukung salah satu pasangan dalam pemilihan presiden, masyarakat mengetahui keberpihakan para kyai dan mempertimbangkannya saat memilih.
Mengetahui kecenderungan tersebut, para calon berusaha mendapatkan dukungan NU menjelang pemilu, baik dengan mengusung calon yang berasal dari NU atau mengunjungi kyai NU untuk menunjukkan kedekatan, dengan harapan para kyai NU juga akan mendukung calon tersebut.