2 July 2024
Anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Demokrat, Marwan Cik Asan.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Demokrat, Marwan Cik Asan.

Demokrat: Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024, Banyak Momentum Krusial Jadi Tantangan

JAKARTA, IKNpost – Marwan Cik Asan, anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Demokrat, meminta pemerintah untuk memperhatikan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024.

Menurutnya, terdapat kontraksi sebesar 0,84% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, meskipun angka pertumbuhan Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 5,11%.

‘’Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama ini terjadi karena momen Ramadan dan persiapan Lebaran. Kita bisa lihat itu dari meningkatnya indeks ritel. Tapi kuartal berikutnya, akan banyak momentum krusial yang menjadi tantangan dan harus diwaspadai,’’ kata Marwan dalam keterangan yang diterima pada Selasa, 7 Mei 2024.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu menyebutkan, minimnya momentum baru dalam meningkatkan konsumsi masyarakat menyebabkan capaian pertumbuhan ekonomi 2024 sulit untuk dikejar.

Efek dari peningkatan konsumsi selama musim Ramadan dan Idul Fitri kemungkinan akan segera tergerus pada kuartal pertama tahun ini.

‘’Begitu pula dengan dampak dari belanja seputar Pemilu 2024,’’ tutur politisi asal Lampung itu.

Marwan justru melihat, perekonomian domestik dihadapkan pada tantangan perlambatan yang semakin nyata. Hal ini kemungkinan terjadi karena daya beli masyarakat kekurangan stimulus dan memomentum peningkatan belanja pun minim.

Saat yang sama, kenaikan suku bunga acuan BI rate juga berpotensi menghambat ekspansi dunia usaha.

‘’Kita harus sepenuhnya sadar bahwa konsumsi domestik merupakan motor utama perekonomian Indonesia. Sumbangannya tak kurang dari 53 persen bagi perekonomian nasional. Karena itu, stimulus perlu diperluas, tidak hanya menyasar kelompok miskin dan rentan, tetapi juga kepada kelas menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi. 

“Kelas menengah itu sumbangan konsumsinya mencapai 40 persen,’’ papar Marwan lagi seraya menambahkan bahwa kelas menengah, khususnya menengah bawah, saat ini semakin merasakan dampak kelesuan perekonomian.

Pemerintah harus menggunakan pendekatan yang tepat untuk menerapkan kebijakan dan stimulus yang lebih besar ke perekonomian, mengingat kondisi ekonomi akan menjadi lebih sulit pada kuartal berikutnya.

Stimulus fiskal tidak hanya harus ditujukan untuk konsumsi, tetapi juga harus difokuskan pada sektor produktif, karena ini akan berdampak positif pada seluruh sektor ekonomi.

Baca juga : Wanita Papua Nugini Ditangkap Karena Membawa Dua Amunisi

Loading

Silahkan Telusuri

Pengganguran Usia Muda, karena Adanya Kesenjangan Keahlian?

JAKARTA, IKNpost – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 9,9 juta anak muda …