3 July 2024

Cara Terhindar dari Penipuan Online, Bermula dari Bocor Data Pribadi

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi pencurian data pribadi dan penipuan online bakal mendominasi kejahatan siber pada tahun 2024. Bagaimana cara terhindar dari serangan ini?


Hal tersebut berdasarkan hasil Survei Penetrasi Internet 2024 yang APJII lakukan pada periode 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024.

Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka dengan melibatkan 8.720 responden di 38 provinsi Indonesia. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 1,1 persen dan relative standar error 0,43 persen.

Baca Juga : Pengguna Tak Nyaman Pakai Apple Vision Pro, Tanda Bahaya buat Mata?

“Data terbaru menunjukkan kejahatan siber seperti pencurian data pribadi, penipuan online, terus menjadi masalah serius, dengan penipuan online mengalami kenaikan yang signifikan,” ungkap Muhammad Arif, Ketua Umum APJII, belum lama ini.

Data APJII mengungkap penipuan online adalah permasalahan tertinggi pada kejahatan siber mencapai 32,5 persen. Angka tersebut meningkat 22,2 persen dari tahun 2023 yang hanya 10,3 persen.

Kemudian, pencurian data pribadi juga menjadi ancaman serius. Dari hasil survei terungkap bahwa masalah ini mendapat porsi 20,97 persen, meningkat dari tahun 2023 yang hanya 7,96 persen.

Penipuan online sendiri kerap bermula dari didapatkannya data pribadi. Itu bisa dilakukan lewat teknik pengelabuan buat mendapatkan data (phishing) atau membeli dari hacker yang membobol data perusahaan atau lembaga yang memegang banyak data warga.

Lantas, bagaimana caranya untuk bisa melindungi data pribadi? Berikut caranya, menurut Kaspersky:

Tak perlu buru-buru saat install aplikasi
Diskusi mengenai batasan suatu aplikasi tidak serta merta mengarah pada pelarangan aplikasi.

Terburu-buru mencari alternatif mungkin berarti Anda telah membahayakan informasi Anda, karena jenis aplikasi atau salinan layanan bajakan ini mungkin tidak cukup peduli terhadap keamanan data pribadi pengguna.

Sebelum memasang apa pun aplikasi yang belum terverifikasi pada setiap perangkat, ada baiknya mempertimbangkan pro dan kontranya. Toko aplikasi resmi selalu menjadi pilihan terbaik dan teraman.

Pelajari hak privasi
Sebelum menggunakan aplikasi yang baru terinstall, lebaih baik mempelajari kebijakan yang mengatur hak-hak pelanggan dan pemrosesan data pribadi.

Misalnya, di Inggris, undang-undang ini disebut dengan The Data Protection Act (Undang-Undang Perlindungan Data), yang juga dapat dilihat dalam bentuk ringkasan agar dapat dibaca dengan cepat.

Lalu, saat membaca kebijakan privasi aplikasi, penting untuk memeriksa apakah mereka menghormati hak pengguna dan apakah mereka hanya mengumpulkan data yang menjadi haknya.

Pastikan juga Anda dapat menghubungi layanan pelanggan dan meminta mereka menghapus informasi pribadi.

“Membatasi aplikasi populer telah menjadi praktik yang lebih sering dilakukan dibandingkan sebelumnya. Pengguna yang mencari penggantinya tidak selalu mendapatkan aplikasi berkualitas dengan kebijakan privasi yang transparan,” kata Anna Larkina, pakar analisis konten web Kaspersky.

“Mengetahui hak-hak pengguna dan memperhatikan siapa dan bagaimana aplikasi mengumpulkan data dapat membantu mencegah informasi pribadi jatuh ke tangan yang salah,” lanjutnya.

Jangan berlebihan berbagi data
Lebih baik meminimalkan jumlah data yang dikumpulkan aplikasi mengenai Anda, karena ada risiko pengungkapan yang tidak disengaja atau penyalahgunaan data pribadi akibat keamanan data yang tidak memadai.

Selain itu, ketika data pribadi dibagikan, sering kali sulit untuk mengontrol distribusi dan penggunaannya, sehingga berpotensi menimbulkan masalah privasi jangka panjang.

Untuk mencegah masalah tersebut, pertimbangkan membatasi akses ke feed foto, kontak, dan lokasi hanya pada aplikasi yang dapat berfungsi tanpanya.

Hal ini juga berlaku untuk mikrofon: akses terbatas akan memastikan aplikasi tidak mengumpulkan data pribadi saat mendengar apa yang Anda katakan.

Pakai solusi keamanan terkini
Solusi keamanan dapat memblokir aplikasi agar tidak mengakses informasi pribadi, mengingatkan pengguna jika nomor telepon dan data lainnya bocor, serta memperingatkan pengguna jika file berbahaya telah diunduh.

Ada juga layanan yang membantu meningkatkan keamanan data pribadi dengan mengikuti petunjuk sederhana.

Loading

Silahkan Telusuri

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar

Pimpinan DPR Meminta Revolusi Sistem Siber Indonesia Akibat Munculnya Judi Online

JAKARTA, IKNpost – Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar, juga dikenal sebagai Cak Imin, meminta …